RSS

3 Dekade 3 Dedikasi






         Senin, 23 Mei 2016 ilmu komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang( UMM)  mengadakan Exhibition yang di selenggarakan depan gedung Student Center kampus III UMM. Acara ini merupakan dari rangkaian acara dalam ulang tahun ilmu komunikasi UMM ke 30 tahun. Acara ini dibuka mulai  pukul 13.00 hingga selesai, selain acara ini juga terdapat acara bazar dari berbagai komunitas yang ada dimalang di stand-stand yang telah disediakan. Dalam ulang tahun ilmu komunikasi ke 30 tahun ini rangkaian acara di buka dengan Eagle Awards with Metro Tv goes to campus, kemudian ada social media festival, kaskus goes to campus, dan ditutup dengan Awarding night dengan penganugerahan terhadap karya-karya praktikum mahasiswa ilmu komunikasi.   


Acara ulang tahun ilmu komunikasi kali ini bertema  “3 Dekade 3 Dedikasi” yang masuk dalam acara tahunan Kommaksi. Acara Exhibition ini pun banyak menarik perhatian apara mahasiswa yang ada di sekitar lokasi. Pameran yang dilakukan merupakan pameran karya praktikum dari mahasiswa ilmu komunikasi angkatan 2012. Disini banyak sekali karya-karya praktikum yang ditampilkan 157 karya praktikum yang terdiri dari karya praktikum konsentrasi Public Relations, Jurnalistik, dan Audio Visual.  Acara ini juga dimeriahkan dengan live Perform.

            Menurut salah seorang narasumber yang termasuk salah satu panitia “ acara ini merupakan salah satu rangkaian dalam ulang tahun ilmu komunikasi UMM, dan selain acara-acara yang telah terselenggara aka nada acara puncak yang masih di rahasiakan, pokoknya di tunggu aja ya.. hehe “ kata dia saat di temui waktu exhibition tengah berlangsung. Acara ini lumayan menyita perhatian para mahasiswa yang tengah berjalan menuju gedung perkuliahan.

Sejuta Kenangan Dikota Malang





Sejuta Kenangan Dikota Malang





Malang, kota dimana kini aku berpijak, kota dimana saat ini aku melanjutkan pendidikan. Dikota ini aku mengenal akan dunia baru dan teman baru. Malang merupakan kota dingin, kota dimana banyak sekali pendatang, entah untuk mencari pekerjaan maupun melanjutkan pendidikan. Malang sendiri mempunyai ikon yaitu Balai kota malang yang biasa disebut alun-alun tugu. Saya mencoba untuk berkunjung ke tempat itu  untuk sejenak beristirahat.
Akhirnya sisi luar alun-alun tugu saya pijak. Lalu memiringkan tubuh di sela-sela tiang besi setinggi perut. Bukan tanpa tujuan penempatan tiang-tiang besi di lima pintu masuk alun-alun tugu. Ya, tak lain supaya tak ada orang usil memasukkan motor atau sepeda mereka ke dalam taman. Cukuplah taman ini dinikmati orang-orang yang ingin berjalan santai. Dan juga bagi orang-orang atau keluarga yang ingin berekreasi secara sederhana, pada pagi dan sore. Murah meriah.
Menurut sejarahnya, Monumen tugu pernah hancur akibat Agresi Militer Belanda I. Monumen sebagai simbol kemerdekaan tersebut awalnya berdiri tepat setahun setelah kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah Belanda kembali menyerahkan kedaulatan kepada Indonesia – usai Agresi Militer Belanda II , pemerintah Kota Malang kembali ke balai kota pada 2 Maret 1950. Dan tiga tahun kemudian, tugu kemerdekaan dibangun kembali. Bung Karno pun meresmikan tugu tersebut untuk kedua kalinya.
Tugu yang dikelilingi oleh kolam dan taman cantik tak sekadar terkungkung begitu saja. Tugu yang hampir mirip dengan Tugu Muda di Kota Semarang tersebut memiliki nilai filosofi tinggi. Pada puncak tugu berbentuk bambu tajam dan runcing, menandakan simbol senjata yang dahulu digunakan rakyat melawan penjajah. Senjata tradisional untuk merebut kemerdekaan.
Terdapat pula rantai yang menggambarkan kesatuan rakyat Indonesia yang sangat menyatu dan tidak dapat dipisahkan. Kemudian tangga yang berbentuk 4 dan 5 sudut, mempunyai 8 tingkat dan 17 fondasi. Melambangkan tanggal bersejarah Indonesia yaitu 17 Agustus 1945 yang menjadi hari kemerdekaan republik ini. Dan keseluruhan dari alun-alun tugu ini, dikelilingi oleh jalan raya yang melingkar. Serta keberadaan pohon trembesi yang rindang.
Tegaknya monumen tugu begitu kokoh. Sekalipun sempat hancur, namun sekali dibangun kembali kini tak pernah runtuh lagi. Seperti sesanti Malaangkuca-icwara –atau biasa ditulis Malang Kucecwara– yang tertulis di bawah tugu dalam lambang Kota Malang, ada pesan tegas di sana. Setegak dan sekuat monumen tugu berdiri, setegak dan sekuat itu pula sesanti tersebut digaungkan. Bahwa Tuhan menghancurkan yang batil, menegakkan yang benar. Bagi saya, kata-kata tersebut adalah doa untuk kemakmuran kota dan masyarakatnya. Doa yang menjaga tahta adipura kencana. Juga pengingat bagi kaum pendatang seperti saya untuk menata niat kembali tentang arti perantauan.
Alun-alun tugu dan Balai Kota Malang ini sebenarnya adalah tempat di mana rasa terima kasih disampaikan dalam bentuk yang manis. Sekalipun Pemerintah Hindia Belanda sudah sangat lama menduduki Kota Malang, namun mereka telah memberikan fondasi kota yang hebat. Gedung balai kota dan ruang wali kota yang megah dipertahankan keasliannya. Alun-alun tugu yang dari dulu hingga kini tetap bundar. Dibangunnya monumen tugu adalah simbol kemerdekaan. Di sinilah sejarah masa lalu masih tergambar cukup baik.


Saat berada di dalam taman alun-alun tugu, saya bagaikan titik pusat. Terlindung dengan pagar yang memutar, saya aman dari lalu-lalang kendaraan. Untuk sejenak, saya bebas dari kepadatan lalu lintas yang mengelilingi bundaran ini. Tugu berwarna kehitaman itu menjadi pusat perhatian. Monumen penuh filosofi itu berdiri kokoh dikelilingi kolam air dengan bunga-bunga teratai ungu di atasnya. Keseluruhan kombinasi tersebut dilindungi oleh pagar besi bercat hijau. Pintu kecil di sebelah barat tertutup rapat. Terkunci. Hanya pada momen-momen tertentu saja pagar tersebut dibuka. Saat dikuras atau dibersihkan, mungkin. Tepat di selatan dari taman alun-alun tugu ini, berdiri gedung Balai Kota Malang yang cantik namun terkesan bersahaja. Nyaris bergaris lurus dari tugu itu. Hanya dipisahkan oleh Jalan Tugu yang sama. Dilintasi lalu-lalang kendaraan dari arah Stasiun Malang.
Taman alun-alun tugu ini dan lobi teras di lantai dua gedung Balai Kota itu mengingatkan saya akan sejarah di masa lalu.  Memandang taman ini, tugu, dan balai kota itu. Deru mesin kendaraan bermotor, cuap-cuap pengunjung lain, mendadak samar. Tersapu semilir angin kota yang masih membawa sedikit kesejukan. Ada yang berbicara, menuturkan sejarah. Anginkah yang berbicara? Atau ingatan itu sendiri. Mata seolah termanjakan dengan hamparan teratai yang mengelilingi monumen tugu.
Saya bangkit dari duduk. Berjalan menuju tempat parkir, namun mata masih mengedarkan pandangan ke monumen tugu dan balai kota. Cantik sekali. Berpagar melengkung diselingi pintu masuk sebanyak empat penjuru dari jalan raya (mewakili empat ruas jalan di luar bundaran), dan pintu masuk utama menuju balai kota. Jika balai kota tersebut ibarat rumah dan alun-alun tugu adalah taman sekaligus gerbang depan. Lalu air mancur dan bunga teratai mekar semarak. Kehadiran saya dan pengunjung lainnya seperti disambut hangat. Seakan ada tangan terbuka dan senyum merekah sembari mengucap: Selamat datang di Kota Malang!
Hujan yang datang, angin yang semilir membawa cerita, cerita tentang kota malang. Kota yang akan kurindukan kelak ketika aku kembali ketempat asalku. Rintik hujan seakan menambah kehangatan di sela-sela jari. Malang kota romantis dengan hujan nya. Hujan yang menyegarkan semuanya, menyegarkan pikiran dan mendamaikan hati. Dingin, menambah semakin aku betah disini dan tak ingin meninggalkan kota ini.
Hujan bagiku membawa cerita tersendiri, merindukan kehangatan di tengah-tengah keluarga yang jauh dimata. Tetapi berbeda dengan orang lain, seorang tukang parkir yang selalu menjaga dan menata sepeda-sepeda pengunjung. Hujan membuat pengunjung semakin sepi karena tidak ada nya tempat berteduh didalam bundaran.
“ Kalau hujan gini, pengunjung tetap ramai ya pak?”, tanya saya kepada tukang parkir.
“ Sepi mbak, kan di dalam tidak ada tempat berteduh, jadi kalau hujan ya bingung mau berteduh dimana,” jawab tukang parkir itu.
“ oohh iya pak saya mau pulang dulu, ini, uang parkirnya pak, tambah saya sembari membayar uang parkir.
“iya mbak makasih, hati-hati jalannya licin”, tambahnya.
Saya pun beranjak pergi karena sudah tidak memungkinan untuk berteduh disitu. Hujan semakin deras mengguyur Malang, jalan-jalan pun mulai tergenang air, saya perlahan mengendarai sepeda karena takut jalannya licin. Hujan di malang mungkin membawa cerita bagiku tapi mungkin bagi orang lain disana membawa bencana, entah itu banjir atau dagangan jadi sepi dan lain halnya. Tetapi hujan merupakan berkah dari Allah.

Trend Sosial Media Dikalangan Masyarakat



Trend Sosial Media Dikalangan Masyarakat

 Masyarakat Informasi ( information society) diterima sebagai penggambaran objektif atas waktu dan masyarakat yang sekarang muncul. Meskipun kepentingan trend sedang berjalan, tetapi belum mapan karena belum terdapat revolusioner dalam masyarakat, sebagaimana yang berlawanan dengan langkah selanjutnya dalam perkembangan kapitalisme (Schement dan Curtis, 1995:26).
Van Dijk (1999) menyatakan bahwa masyarakat modern sedang dalam proses menjadi masyarakat berjaringan: ‘sebuah bentuk masyarakat yang secara meningkat mengatur hubungannnya dalam jaringan media yang berangsur-angsur menggantikan atau melengkapi jaringan sosial melalui hubungan secara langsung (face-to-face)’.
Ide akan kesalingterhubungan berhubungan dengan aspek masyarakat kontemporer yang menarik banyak komentar, dan merupakan tingkatan ketergantungan yang tinggi terhadap satu sama lain. Informasi melambangkn pandangan baru akan perubahan dan masa depan dengan cakrawala tidak terbatas. Media massa mapan memainkan peranan penting dalam mempublikasikan pandangan ‘eforia” dan utopia terhadap potensi media baru.
Klaim status paling utama sebagai media baru dan mungkin juga sebagai media massa adalah Internet. Internet merupakan teknologi canggih yang dapat menghubungkan semua orang dari penjuru dunia tanpa ada batas ruang dan waktu. Internet kini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Dengan adanya internet tentunya akan mempermudah masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan, diantaranya chatting, browsing dan lain sebaginya. Saat ini media sosial telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat modern , mereka tidak dapat dipisahkan dari sosial media. Sosial media seolah menjadi kebutuhan primer. Dengan adanya sosial media dapat mempermudah setiap orang tetapi juga dapat  memberikan dampak negatif apabila tidak di gunakan dengan bijak. Sekarang tak hanya orang tua yang demam sosial media tetapi berbagai kalangan dari anak kecil hingga orang tua.
Menurut C. Widyo Hermawan (2009: 1-2) adanya penggunaan internet melalui media sosial, telah menghadirkan sebuah web forum yang dapat membentuk suatu komunitas online. Layaknya forum diskusi, sebuah web forum dapat juga menampung ide, pendapat, dan segala informasi dari para anggotanya sehingga dapat saling berkomuniksi atau bertukar pikiran antara satu sama lainnya.
Dengan sosial media hampir setiap detik mereka dapat meng-update segala kegiatan nya dengan mudah mereka dapat membagikannya tanpa batasan apapun. Saat ini orang-orang berlomba-lomba memposting apapun. Sosial media yang marak digunakan saat ini diantaranya, facebook, twitter, instagram, snapchat, dan lain sebagainya.
Tak hanya untuk kebutuhan informasi, sosial media menjadi trend sendiri dikalangan masyarakat. Kegiatan mereka setiap saat dipublikasikan. Smartphone menjadi barang yang tidak boleh ketinggalan. Nilai kemanusiaan yang dulunya dijunjung tinggi oleh masyarakat kini seolah tergantikan dengan sosial media. Marak nya trend foto dan caption yang bagus membuat orang kini berlomba-lomba untuk memposting foto yang bagus. Tak sedikit pula yang rela untuk mengeluarkan banyak uang dan meluangkan waktu  untuk liburan agar terlihat hitz dan juga bisa memposting foto yang bagus. Tak hanya itu banyak sekali contoh trend di sosial media yang membuat kalangan anak muda berlomba-lomba untuk dapat foto yang bagus diantaranya trend hijab. Hijab dan fashion saat menjadi tren dikalangan anak muda.
Media massa termasuk media sosial merupakan media untuk tercapainya suatu pesan kepada komunikator. Tetapi realitas nya saat ini banyak sekali yang menyalahgunakan Sosial media sehingga sosial media menjadi merugikan bagi korbannya.
Mursito Menyampaikan beberapa karakteristik dari komunikasi massa, yaitu penyampaian pesan (melalui media massa) yang ditujukan ke khalayak luas, heterogen, anonim, tersebar serta tidak mengenal batas geografis-kultural. Khalayak luas dan heterogen artinya “semua orang” yang terterpa oleh mdia (media eksplosure), dengan tidak membedakan usia, jenis kelamin, tingkat sosial ekonomi, pendidikan, perbedaan kultur dan lain sebaginya. Anonim artinya media tidak mengenal siapa saja yang diterpa oleh pesannya (Mursito,2006:13)
Menurut Antony Mayfield, media sosial adalah mengenai menjadi manusia biasa. Manusia biasa yang saling membagi ide, bekerjasama, dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berfikir, berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik, menemukan pasangan, dan membangun sebuah komunitas.
Semakin heterogen khalayak akan menimbulkan perbedaan persepsi, pendapat dan kebutuhan. Dengan sosial media masyarakat juga bisa memanfaatkannya untuk menambah penghasilan seperti saja jualan (online shop). Seperti yang kita jumpai saat ini Online shop sudah sangat menjamur di sosial media. Mereka menggunakan sosial media karena di sosial media khalayak nya sangatlah heterogen tidak dapat digeneralisasikan. Misal saja instagram yang saat ini digunakan banyak orang untuk mendapatkan uang. Fenomena ini tentunya mengubah kebiasaan masyarakat yang dulunya mereka hanya menggunakan handphone untuk mengirim pesan SMS dan telepon saat ini mereka  bisa menggunakan berbagai aplikasi untuk bisa saling berkomunikasi dengan orang lain.
Trend saat ini dengan adanya teknologi canggih smartphone setiap orang tidak hanya mempunyai satu akun media, tetapi juga berbagai macam. Dimanapun mereka tidak akan lepas dari smartphone. Apapun Seolah trend ini telah membudaya di kalangan masyarakat modern. Dengan adanya sosial media banyak orang yang bisa memanfaatkannnya dengan bijak semisal saja dengan  mendapatkan uang dari media sosial. Orang dengan mudah bisa menjual informasi, jasa maupun barang. Masyarakat saat ini sangat haus akan informasi. Setiap detik informasi dapat mereka dapatkan. Mereka mengetahui apapun yang terjadi diluar sana bahkan di negara lain hanya dengan media sosial. Media sosial mempunyai kekuatan yang sangat kuat dikalangan masyarkat.
Media sosial dapat dengan cepat mempersuasi masyarakat dengan informasi yang di sebar. Media sosial juga dapat menarik simpati yang begitu besar dikalangan masyarakat teta[i akn juga menjadi sebuah boomerang karena yang kita bagikan di media sosial dapat dengan cepat direspon oleh banyak orang. Bisa saja mendapatkan dukungan tetapi juga malah mendpatkan bully dari publik. Informasi apapun dapat dengan cepat menyebar tanpa proses filter.
Dengan maraknya trend di media sosial saat ini,  masyarakat harus pintar-pintar untuk menyaring informasi yang diterimanya. Tak seharusnya informasi yang di dapat di terima mentah-mentah karena apa yang disampaikan media belum tentu benar. Sebagai masyarakat yang berpendidikan dan berbudaya kita juga tetap harus memperhatikan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Jangan hanya karena media sosial membuat  hubungan antar manusia menjadi renggang.
Masyarakat inforamasi merupakan masyarakat yang menggunakn sektor teknologi informasi dan komunikasi menjadi sumber utama bagi kemakmuran dalam masyarakat yang secara ekonomi maju.  Banyak sekali saat ini ornag yang berhasil dengan menjual informasi. Media sosial memang menjadi sebuah trend tetapi untuk sebagian orang media sosial merupakan tempat atau alat untuk menghidupi hidupnya. Ditangan orang kreatif dan bijak media sosial  akan memberikan dampak positif.
Referensi
McQuail, Denis.2011.Mcquail’s Mass Communication Theory, 6th ed. Edisi ke 6. Diterjemahkan oleh: Putri Iva Izzati.Jakarta:Salemba Humanika
Novia Ika Setyani.2013.Penggunaan media sosial sebagai sarana komunikasi bagi komunitas. Jurnal komunikasi